LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN
BAHAN
ANTI GETAR DAN BAHAN PENGISI
DOSEN
PENGAMPU :
Ir.INDRIYANI
ASISTEN
DOSEN :
KHOIRI
RAMADHAN SYAHPUTRA
RUSMAININGSIH
OLEH
:
BELLA
SHANIA
J1A116030
THP
R002
KELOMPOK
3/SIFT 2
JURASAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
20018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengemasan adalah teknologi untuk mewadahi atau
melindungi produk selama distribusi atau melindungi produk selama distribusi,
penyimpanan, penjualan dan pemakaian. Pengemasan berfungsi sebagai membungkus
(berhubungan dengan produk), melindungi (kualitas, keamanan, dan kesegaran),
saran informasi (grafik dan label) dan manfaat kegunaan atau kemudahannya.
Bahan pengemasan sangat bervariasi serta teknologi
pengemasan yang semakin canggih dapat diaplikasikan pada semua bahan atau
produk yang akan dikemas sesuai dengan karakteristik bahan atau produk yang
akan dikemas. Bahan kemas yang biasanya digunakan adalah kertas, plastic,
glass, fiber dan bahan lainnya seperti vakum dan bentuk kemasan yang lainnya.
Sama halnya dengan bahan elektronik, setiap barang jenis
memiliki cara penangannya yang berbeda-bedadalam hal pengemasan, terlebih apabila barang tersebut merupakan bahan yang
mudah pecah seperti tv, blender, laptap, dan yang lain-lain. Tujuan utama dari
pengemasan adalah untuk membuat benda didlamnya menjadi lebih baik dari resiko
keamanan/kemasan luar, perlu diketahui karakteristik barang perlindungan
kemasan adalah untuk membuat bahan penggunaan pengental dengan dipelajari bahan
perlindungan bahan anti getar serta bahan pengisi yang digunakan dalam
pengemasan ini.
1.2
Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah
untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan anti getar dan bahan pengisi beserta
contoh dari bahan anti getar dan bahan pengisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Bahan Anti Getar
Bahan anti getar adalah bahan yang
sengaja ditambahkan pada bahan kemas yang bertujuan untuk melindungi bahan
selama perjalanan dan transfortasi. Vibrasi (getaran) yang dapat diakibatkan
kerusakan pada bahan atau kemasan selama dalam perjalanan atau distribusi untuk
menanggulanginya dapat digunakan bahan anti getar (Julianti dan Nurminah,
2006).
2.1.1 Kardus
Kardus atau Corrugated Paper sebagai
sebuah bahan dasar kemasan memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai
hanya selama proses distribusi produk dari produsen kekonsumen berlangsung.
Material kardus untuk saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu
proses produksi industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial
dalam satu rekayasa desain, memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan
baku utama. Kardus pada umumnya dipakai untuk kotak sebelah luar. Dipakai untuk
melindungi produk selama penyimpanan di gudang, pengiriman, transportasi, dan
distribusi. Kemasan ini terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitu liner dalam,
karton gelombang (flute), dan liner luar. Namun dapat juga
dijumpai dalam 2 (dua) lapisan, yaitu liner dan karton gelombang saja.
Kardus sifatnya lebih kuat dan lebih tebal daripada kertas biasa. Namun
kelemahannya adalah rentan terhadap kelembapan dan tidak tahan air. Kardus
merupakan salah satu rekayasa dibidang teknologi material untuk memenuhi
beberapa kegiatan dan kebutuhan seperti ekonomis dan mudah didaur ulang dan
kardus membutuhkan daya tahan yang lebih tinggi (Allbert jones, 1986).
2.1.2 Bubble wrap
Bubble wrap adalah bahan plastic
lentur transparan yang biasa digunakan untuk mengemas barang-barang seperti
pecah belah dari guncangan/jatuh. Bubble wraf wrap umumnya terbuat dari film
polyethylene (LPDE). Didesain terikat pada sisi datar sehingga menciptakan
gelembung udara. Bubble wraf berfungsi sebagai peredam benturan atau goncangan.
Biasanya ditaruh dalam kemasan yang berisi barang-barang pecah belah atau
mengalami kerusakan sebagai bantalan untuk perlindungan tambahan. Bubble wrap
perlu ditambahkan untuk menghindari kerusakan yang mungkin menimbulkan perpecahan
saat barang dipindah atau dalam perjalanan pengiriman. Bubble wrap memiliki
berbagai macam ukuran tergantung jenis barang yang akan dikemas. Banyaknya
lapisan yang digunakan juga disesuaikan dari tingkat yang dibutuhkan (Ida
Subandi, 2012).
2.1.3 Styrofoam
Styrofoam adalah
bahan yang dibentuk dari polysterene dengan cara menghembuskan udara
pada polysterene dalam kondisi panas sehingga menghasilkan foam dengan
kandungan udara mencapai 95% sehingga berat satuan Styrofoam cukup
rendah berkisar antara 15-22 Kg/𝑚3.
Beton Styrofoam merupakan salah satu beton ringan yang dibentuk dari
campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan butiran Styrofoam. Styrofoam berasal dari kata styrene
(zat kimia bahan dasar), dan foam (busa/buih). Bentuknya sangat ringan, karena
kandungan di dalam nya 95% udara dan 5% Styrene. Pembentukan polystyrene dari
styrene (monomer) kemudian Dihembuskan udara kedalam polystyrene dengan
menggunakan CFC (Cloro Fluro Carbon) sebagai blowing agent. Sifat
styrene dapat larut dalam panas, lemak, alkohol/aseton, vitamin A (Toluene),
dan susu. Itulah sebabnya jangan gunakan styrofoam untuk wadah makanan atau
minuman yang dapat melarutkan styrene. Hal ini dapat mengakibatkan styrene yang
larut mengkontaminasi makanan atau minuman dapat termakan oleh kita sehingga
tanpa di sadari styrene masuk ke dalam tubuh kita. Styrene merupakan zat kimia
yang bersifat neurotoxic (menyerang syaraf) Sulchan, 2007).
2.2 Bahan Pengisi
Bahan pengisi merupakan bahan yang
sengaja dijejalkan kedalam bahan yang berfungsi untuk melindungi bahan dari
gesekan antar bahan. Biasanya bahan pengisi digunakan bersamaan dengan bahan
anti getar. Bahan pengisi juga berfungsi untuk penguat kemasan yang dihasilkan
dengan cara pengerasan oleh bahan berserat dan meningkatkan kekuatan. Contoh
dari bahan pengisi adalah kapas, serat kayu dan lainnya. Penggunaan bahan
pengisi secara luas dapat menghasilkan perubahan nberikut dalam sifat-sifat
thermoplastic suatu matrik polimer yaitu bertambahnya densitas, Bertambahnya
modulus elastis pemadatan dan pengerasan bahan, berkurangnya penyusutan bahan,
peningkatan kekuatan kualitas permukaan (Julianti dan Nurminah, 2006).
2.2.1 Plastik
Plastik merupakan bahan
yang terbentuk dari produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang
mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer sendiri adalah adalah rantai
berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul
identik yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan
jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Proses polimerisasi yang
menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah
dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai
lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat
polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras. Bila rantai tersebut dikelompokkan
bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut
amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih
keras dan tegar. Bahan baku pembuatan plastik adalah minyak dan gas sebagai
sumber alami. Dalam perkembangannya minyak dan gas ini mulai digantikan oleh
bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang
diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Wiranto, 1989).
2.2.2 Sekam Padi
Sekam padi adalah kulit
yang membungkus butiran beras, dimana kulit padi akan terpisah dan menjadi
limbah atau buangan. Jika sekam padi dibakar akan menghasilkan abu sekam padi.
Secara tradisional, abu sekam padi digunakan sebagai bahan pencuci alat-alat
dapur dan bahan bakar dalam pembuatan batu bata. Penggilingan padi selalu
menghasilkan kulit gabah / sekam padi yang cukup banyak yang akan menjadi
material sisa. Ketika bulir padi digiling, 78% dari beratnya akan menjadi beras
dan akan menghasilkan 22% berat kulit sekam. Pada keadaan normal, sekam
berperan penting melindungi biji beras dari kerusakan yang disebabkan oleh
serangan jamur secara tidak langsung, melindungi biji dan juga menjadi
penghalang terhadap penyusupan jamur ( Amelia, E Maulana 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 18 September 2018 berlangsung pada pukul 10.00 WIB sampai dengan
selesai, bertempat dilaboroturium Universitas Jambi Pondok Meja.
3.2 Alat dan Bahan
Pada praktikum ini alat-alat yang
digunakan adalah alat tulis sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah kemasan kardus, tepek telur (tempat penyusun telur) dan babble wrap yang
termasuk dalam jenis bahan anti getar.
3.3 Prosedur Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Dipersentasikan jenis kemasan yang dibawa oleh praktikan sesuai
dengan prosedur yaitu bahan anti getar. Dijelaskan setiap jenis, fungsi,
kelebihan/keuntungan dan kekurangan dari setiap jenis kemasan tersebut. Diambil
foto untuk setiap bagian kemasan dan dilampirkan pada hasil serta lampiran
akhir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
1. Hasil Pengamatan Presentasi Setiap Kelompok
|
No
|
Jenis Bahan
|
Fungsi
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
|
1
|
Kardus
|
Kardus
berfungsi sebagai Pengemas barang
|
-Untuk mengemas
barang
-Mencegah kerusakan
didalam
-Menahan tekanan dari
luar
|
-
Mudah rusak jika terkena air
-Mudah
Penyok
|
|
2
|
Tepek
Telur
|
Sebagai
penyangga jika telur tidak saling berbenturan
|
-Meminimalisir
benturan terhadap telur
-Mencegah
agar telur tidak pecah
-Dapat
didaur ulang
|
-Tidak
tahan air
-Mudah
robek
|
|
3
|
![]()
Lapisan
Lilin
|
Sebagai
Pelapis atau pelindung buah
|
-Sebagai
pengemas buah-buahan
-Mencegah
debu masuk
|
-Mudah
Robek
-Tidak
tahan lama
|
|
4
|
![]()
Srefoam
|
Sebagai
pengemas barang dari luar
|
-Mencegah
kerusakan
-Menahan
tekanan dari luar
|
-Mudah
robek
-Tidak
Tahan lama
|
|
5
|
![]()
Babble
Wraf
|
Sebagai
pengemas barang
|
-Melindungi
barang dari benturan
-Melindungi
dari air
|
-Mudah
robek jika sudah lama
-Mudah
pecah-pecah bersifat elastis
|
|
6
|
![]()
Busa
Pelindung
|
Sebagai
pelindung barang yang ada didalamnya
|
-Melindungi
terjadinya kerusakan barang
-Mencegah
terjadinya benturan dari luar
|
-Tidak
tahan lama
-Mudah
robek
|
|
7
|
![]()
Sekam
Padi
|
Sebagai
bahan pengisi
|
-Dapat
melindungi telur yang didalam
-Mencegah
telur pecah
|
-Tidak
tahan lama
-Dapat
terkena kulit karena sekam tajam
|
|
8
|
![]()
Kardus
pelapis
|
Sebagai
pelapis didalamnya
|
-Mencegah
terjadinya benturan dari dalam
|
-Muadah
sobek/rusak
-Tidak
tahan air
|
|
9
|
![]()
Gumpalan
Kertas
|
Sebagai
bahan pengisi barang
|
-Dapat
membuat barang terlihat lebih besar
|
-Mudah
sobek
|
|
10
|
![]()
Plastik
|
Sebagai
bahan pengisi
|
-Dapat
membuat barang didalamnya terlihat besar
|
-Mudah
sebok
|
4.2
Pembahasan
Setiap jenis barang memiliki
penanganan yang berbeda-beda dalam hal pengemasan, terlebih barang tersebut
dari kaca/gelas yang mudah pecah. Tujuan utama pengemasan, pemberian bahan anti
getar dan bahan pengisi adalah untuk membuat benda didalam atau diluarnya
menjadi lebih aman dari resiko kerusakan, seperti contohnya jatuh atau
terbentur. Selain itu juga berfungsi sebagai bahan penambah nilai estetika dan
privasi dari bahan yang dikemas.
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah bahan anti getar yaitu kardus, babble
wraf, dan tepek telur. Kemasan luar yaitu kardus, pada kardus yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu kardus karton. Dalam perdagangan kertas karton/kardus
disebut juga sebagai corgugated box dan digunakan untuk mengemas barang pangan
ataupun elektronik, bahan hasil pertanian. Banyak jenis kemasan kardus
contohnya yang digunakan pada praktikum ini yaitu jenis kardus karton yang
digunakan untuk pengisi produk gelas kaca. Kemasan kardus yang digunakan produk
kaca didalamnya yaitu jenis kardus single wall yang terdapat pada kotak luar
kemasan, sedangkan doble wall digunakan pada bahan anti getar dimana
kekuatannya tergantung dari pada banyaknya lapisan flute dan linearnya. Semakin
banyak lapisan maka semakin kuat yang digunakan untuk menekan menahan tekana.
Umumnya anti getar pada bagian atas dan bawah karena bagian ini rentan akan
benturan dan tekanan akibat tumpukan sehingga sehingga bagian yang perlu yaitu
lebih kuat dan lebih tebal agar gelas didalamnya tidak goyang dan tidak pecah.
Kelebihan lain yang digunakan dalam bahan kardus yaitu untuk mengemas barang,
untuk mencegah kerusakan yang ada didalamnya. Terdapat juga kekurangan yang
dimiliki kardus adalah jika terkena air maka lebih mudah rusak dan jika terkena
benturan maka kardus tersebut lebih muda
rusak dan penyok.
Bahan anti getar lainnya adalah
bahan plastic lentur transparan yang biasanya digunakan untuk mengemas
barang-barang yaitu babble wraf. Berbentuk menonjol berisi udara (gelebung) dan
memberikan perlindungan maksimal untuk barang tersebut. Bable wraf memiliki
fungsi untuk meredam getaran dari benda yang dilapisinya namun babble wraf
tidak dicancang untuk bahan yang lebih kecil. Kelebihan babble wraf yaitu untuk
melindungi barang dari benturan, melindungi barang dari air dan terdapat
kekurangna pada babble wraf yaitu mudah robek jika babble wraf tersebut sudah terlalu lama, tidak bisa
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak tahan terhadap panas.
Bahan anti getar yang selanjutnya
yaitu tepek telur. Tepek telur ini digunakan sebagai penyokong pada telur agar
telur tersebut tidak terjadi pecah apabila adanya benturan atau getaran.
Kelebihan telur adalah meminimalisir benturan antar telur, mencegah telur agar
tidak pecah atau terjatuh saat dalam distribusi kemudian dapat didaur ulang. Sedangkan
kekurangan yang dimiliki oleh telur yaitu tidak tahan terhadap air dan mudah
robek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada
praktikum ini maka dapat disimpulkan bahan anti getar adalah bahan yang sengaja
ditambahkan pada bahan kemas yang bertujuan untuk melindungi bahan selama dalam
pendistribusian diperjalanan dan transfortasi. Sedangkan bahan pengisi adalah
bahan yang sengaja dijejalkan kedalam bahan yang berfungsi untuk melindungi
bahan yang ada didalamnya agar tidak terjadinya gesekan. Contoh dalam bahan
anti getar yaitu kardus, tepek telur, sterofoam dan babble wraf sedangkan bahan
pengisi yaitu sekam padi, potongan kertas, lapisan lilin, busa pelindung dan
plastik.
5.2 Saran
Disarankan pada praktikum ini agar lebih
teliti dan lebih lahi mencari bahan yang menyinggung produk pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Albert
Jones, 1986. Modul Praktikum Teknologi
Pengolahan Pangan. Padang : ATIP
Amelia E. Maulana, 2009. Consumer insight via Entaughtraphy.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ida Subanda Ibrahim, 2012. Penjelasan tentang Bublle wraf sebagai Bahan
Anti Getar. Bandung : Penerbit Simbiosa Rekatama Media.
Julianti, Nurmiah. 2016 . Teknologi Pengemasan. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara.
Sulchan, 2007. Teknologi Pengemasan. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Sumatra Utara. Sumatra Utara
Wiranto, 1989. Teknologi
Pengemasan Plastik. Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara








Tidak ada komentar:
Posting Komentar