TUGAS
AGAMA ISLAM
AKHLAK TERHADAP
TEMAN SEBAYA
Nama : BELLA SHANIA
Nim : J1A116030
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
AKHLAK TERHADAP
TEMAN SEBAYA
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan
dengan orang sebaya sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di sekolah, kita sering kali berkumpul
dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada
saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk mdimintai tolong baik
bersifat pribadi pun kita lebih terbuka.
Manusia adalah makhluk
sosial
yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, setiap orang
memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Dalam pergaulan sehari-hari kita selalu bersama
mereka, maka kita patut menghormatinya serta menghargai kedudukan mereka,
demikian pula mereka akan menghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang
baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan
mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka serta turut meringankan beban
permasalahannya.
Di antara akhlaq kepada teman atau kawan, baik teman di
sekolah, di lingkungan maupun di tempat-tempat yang lain adalah :
a. menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, sebagaimana
sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak termasuk
golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak
menyayangi orang yang lebih muda.”(HR. Ahmad dan
At-Tirmidzi)
b.Bersikap ramah kepadanya, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi
wa sallam:
حَقُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلاَمِ وَ عِيَادَةُ
الْمَرِيْضِ وَ اتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَ إِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَ تَشْمِيْتُ
الْعَاطِس
“Hak seorang muslim atas muslim yang lainnya ada lima, yaitu : “Menjawab
salam, menengoknya orang yang sakit, mengiringi jenazahnya, mendatangi
undangannya, dan mendoakan “yarhamukalloh” untuk yang bersin.”(HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim dan Ibnu Majah).
c. saling tolong-menolong dalam kebaikan, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ
تَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَ
الْعُدْوَانِ
“Saling tolong-menolonglah di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah
saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2).
d. Tidak mencela atau mengolok-olok, dan tidak memanggilnya dengan panggilan
yang buruk, karena Alloh ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ
يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُوْنُوْا خَيْرًا مِنْهُمْ وَ لاَ
نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَ لا تَلْمِزُوْا
أَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ
الإِيمَانِ وَ مَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lainnya, boleh jadi yang diolok-olok lebih baik
daripada yang mengolok-olok, dan janganlah kaum wanita mengolok-olok wanita
yang lainnya, boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik daripada wanita
yang mengolok-olok, jangan pula mencela diri sendiri, dan janganlah memanggil
dengan julukan-julukan (yang jelek), sejelek-jelek nama adalah kefasiqan
setelah iman, barangsiapa yang tidak bertaubat mala mereka itulah orang-orang
yang zhalim.”(Qs. Al-Hujurot: 11).
e. Tidak menggunjing yaitu tidak menyebarkan aib dan kekurangannya. Alloh
berfirman :
يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ وَ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَ اتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena
sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang
lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya
yang sudah mati ? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh,
sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurot : 12).
f. Tidak saling mendengki, tidak saling menipu, tidak saling membenci dan tidak
saling membelakangi, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَنَاجَشُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ
تَدَابَرُوْا
“Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling
membenci dan membelakangi !” (HR. Ahmad dan Muslim).
g.Tidak saling menzhalimi, sebagaimana firman Alloh dalam hadits qudsi :
يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَ جَعَلْتُهُ
بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan zhalim atas
diri-Ku, dan Aku pun telah menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah
kalian saling menzhalimi !” ( HR. Muslim )
h.Tidak menyuruh berdiri seseorang untuk kemudian dia menduduki tempat
duduknya, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
لاَ يُقِيْمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ فَيَجْلِسَ فِيهِ وَ لَكِنْ
تَفَسَّحُوْا وَ تَوَسَّعُوْا
“Tidak layak menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia
duduk padanya, tetapi berlapang-lapanglah dan luaskanlah !” (HR. Ahmad dan Muslim).
i. Tidak boleh mendiamkan lebih dari tiga hari, sebagaimana sabda Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam :
وَ لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga
hari.” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim,
Abu Dawud, At-Tirmidzi).
j. Saling mengoreksi dengan semangat persaudaraan, sebagaimana sabda Rosululloh
saw :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ وَ الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ يَكُفُّ
عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَ يَحُوْطُهُ مِنْ وَرَائِه
“Seorang mu’min adalah cermin bagi mu’min lainnya, dan seorang mu’min adalah
saudara bagi mu’min yang lainnya, dia mencegahnya dari kerugian dan menjaga
(membela)nya di belakangnya.” ( HR. Abu
Dawud ).
k.Tidak suka mencela dan berkata kotor atau pun kasar, sebagaimana sabda
Rosululloh saw :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لاَ اللَّعَّانِ وَ لاَ الْفَاحِشِ وَ
لاَ الْبَذِيْءِ
“Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat,
tidak berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )
l. Tidak boleh pula memutuskan hubungan silaturrahim, karena Nabi saw bersabda
:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturrhim.”(HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi ).
m. Tidak boleh mencuri dengar pembicaraan yang mereka. Rosululloh saw bersabda
:
مَنْ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيْثِ قَوْمٍ وَ هُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ أَوْ
يَفِرُّونَ مِنْهُ صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang berusaha mendengarkan pembicaraan orang-orang yang mereka
tidak suka (untuk didengar pihak lain) atau mereka menghindarinya niscaya akan
dituangkan timah ke dalam telinga mereka pada hari qiyamat.”(HR. Ahmad dan Al-Bukhori).
n.Mema’afkan kesalahan teman-teman, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَ أَصْلَحَ
فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِيْنَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang
siapa mema’afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Alloh.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim.”(Qs. Asy-Syuro’:40)
o. Memilih teman karib yang baik
karena teman karib atau sahabat dekat akan banyak mempengaruhi agama dan akhlak
seseorang, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِطُ
“Seseorang berdasarkan agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang
di antara kalian meneliti dengan siapa dia bergaul.” ( HR. Ahmad )
Sekian abad yang telah lalu, Rasulullah sendiri telah
memberikan pedoman dalam pergaulan tersebut.
“ Perumpamaan teman yang baik dan
yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi
mungkin ia memberi hadiah minyak wangi kepadamu atau kamu membeli darinya atau
kamu akan mendapatkan aroma yang wangi sedangkan pandai besi mungkin akan
mengakibatkan bajumu terbakar atau kamu akan mendapatkan aroma yang tidak sedap
darinya.” (H.R Muslim)
Berikut ini adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan
bergaul dengan teman sebaya :
1. Hendaklah memilih teman yang baik
serta berakhlaq yang terpuji
2. Berkunjung kerumahnya, serta bergaul
bersamanya dengan baik
3. Merasa kehilangan ketika temannya
tidak ada, dan menanyakan keberadaannya kepada orang lain
4. Menjenguknya dan menghiburnya ketika terkena
musibah5. Menolongnya ketika membutuhkan
6. Ikut merasakan kesedihan serta
kesusahan yang dialami oleh teman
7. Hendaklah menutup aib temannya
8. Bila temannya berbuat salah,
maafkanlah dan tetap berbaik sangka kepadanya
9. Tidak terlalu banyak bergurau dengan
teman karena hal itu dapat menyakitkan hatinya dan membuat permusuhan
10. Selalu menghormati teman, dan
memanggilnya dengan nama terbaiknya
11. Selalu memberikan masukan kepada teman dan
meluruskan kesalahannya
12. Selalu mengucapkan terima kasih atas
kebaikannya
13. Menepati janji dan tulus dalam menjalin
tali persahabatan karena hal itu dapat mewujudkan rasa cinta kasih dan saling
saying menyayangi serta penuh pengertian dalam persahabatan
14. Sahabat sejati adalah sahabat yang mencintai
sahabatnya seperti mencintai dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar