KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya lah kami dapat menyelesaikan makala “Gugus Fungsi
Senyawa Karbonil” dengan tepat pada
waktunya.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
kepada pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan artikel dari
jurnal.
Harapan kami semoga makala ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan maupun pengalaman pembacanya.Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makala ini.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makala ini.
Muaro
Jambi, 26 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan
masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB
II ISI
A. Gugus Karbonil................................................................................................... 3
B. Aldehid
dan Keton........................................................................................... 3
C. Tata Nama.......................................................................................................... 6
D. Perbedaan
Aldehid dan Keton........................................................................... 8
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Senyawa
organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida,karbonat,dan oksida karbon.Di antara
beberapa golongan senyawa organic adalah senyawa alifatik,rantai karbon yang
dapat diubah gugus fungsinya : Hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung
paling tidak satu cincin benzene: senyawa heterosiklik yang mencangkup
atom-atom non karbon dalam struktur cincinnya: dan polimer, molekul rantai
panjang gugus berulang (Cahyono dan Agung, 2012).
Gugus karbonil adalah gugus yang dimiliki oleh golongan
senyawa aldehida, keton, asam karbosilat, ester dan turunan lainnya.Aldehida
mempunyai paling sedikit satu atom hydrogen melekat pada gugus karbonil.Gugus
lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril.Pada keton,atom karbon
karbonil dihubungkan dengan dua atom karbon lain.Dalam system IUPAC, aldehida
diberi akhiran –Al.Karena aldehida telah lama dikenal, nama-nama umum masih
sering digunakan Nama-nama tersebut dicantumkan dibawah nama IUPAC-nya.Bentuk
aldehida siklik, digunakan awalan karbaldehida.Aldehida aromat sering mempunyai
nama umum.Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran-on.Penomoran dilakukan
sehingga gugus karbonil mendapat nomor kecil.Biasanya keton diberi nama dengan
menambahkan kata keton setelah nama-nama alkil atau aril yang melekat pada
gugus karbonil (Hart,1990).
Kereaktifan senyawa
karbonil terhadap subtitusi pada atom C karbonil dapat disebabkan oleh kebasaan
gugus perginya, Selain dipengaruhi oleh kebasaan gugus perginya, Kereaktifan
senyawa karbonil terhadap subtitusi juga dipengaruhi oleh struktur asil
halidanya, terutama oleh atom karbon yang bermuatan positifdan asil halidanya.Adanya
gugus penarik electron atau pendorong elektron akan mempengaruhi terbentuknya
atom karbon dari karbonil yang bermuatan positif (Suzanadkk., 2010).
B.Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Gugus Karbonil ?
2.
Apakah pengertian Aldehid dan Keton ?
3.
Bagaimana Cara penamaan Aldehid dan
Keton ?
4.
Apa perbedaan Aldehid dan Keton ?
C.Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu gugus Karbonil.
2.
Untuk mengetahui Aldehid dan Keton
3.
Untuk mengetahui cara penamaan Aldehid
dan Keton
4.
Untuk mengetahui perbedaan Aldehid dan
Keton
BAB
II
ISI
A.Gugus
karbonil
Gugus karbonil adalah gugus yang
paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika sifat kimia keduaya hampir sama (Antony, 1992). Aldehid dan
keton merupakan senyawa yang sangat penting. Beberapa dari padanya
seperti aseton (CH3COCH3) dan metil etil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam
jumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat foraldehid (CH2O) dalam air dipakai
untuk mengawetan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Bahan rumit seperti
karbohidrat dan hormone steroid megandung struktur karbonil aldehid dan keton
bersama-sama gugus fungsi lain. (Fesenden, 1994).
Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh
karenanya aldehid dan keton memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada hidrokarbon
yang berat molekulnya setara. Meskipun demikian, oleh karena aldehid dan keton
tidak dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekulnya
sendiri maka mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah dari pada alcohol
yang berat molekulnya setara (Respah, 1986).
B.Aldehid
dan keton
Aldehid dan keton merupakan
senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting dalam kimia
organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung gugus ini
disebut senyawa karbonil. (Antony, 1992). Keton adalah senyawa
organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil atau
sebuah gugus alkil. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbonil (wilbraham, 1992).
Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan R
adalah alkil :
O O
║ ║
R-C-H R-C-R
suatu
aldehid suatu
keton
Senyawa aldehid dan keton biasa disebut senyawa
karbonil. Rumus umum senyawa karbonil adalah R-CO-R’ dapat
berupa hidrogen. Gugus R dan R dapat berupa hidrogen, alifatik atau aromatik. Jika
kedua gugus R adalah hidrogen, senyawa tersebut di namakan formal dehida. Jika
salah satu gugus R adalah hidrogen dan yang lain alkil maka disebut aldehid,
sedangkan jika kedua gugus R adalah alkil disebut senyawa keton. Perbedaan struktur aldehid dan keton menyebabkan perbedaan sifat-sifat fisik dan kimia (Siswoyo, 2009)
Senyawa keton tidak mudah
dioksidasi, tetapi senyawa aldehida sangat mudah dioksidasi menjadi asam
karboksilat. Disamping oksidasi oleh permanganat dan dikromat, aldehida dapat
teroksidasi oleh zat pengoksidasi yang sangat lembut seperti : Ag+ atau Cu2+
Reagensia tollens (suatu larutan basa (dari) ion kompleks perak ammonia)
digunakan sebagai reagensia uji untuk aldehida. Aldehida itu dioksidasi menjadi
anion karboksilat; ion Ag+ dalam reagensia tollens direduksi menjadi logam Ag.
Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding
dalam tabng reaksi. Dengan meluasnya penggunaan spekrtroskopi, uji Tollens
tidak lagi digunakan untuk uji aldehida. Namun kadang-kadang cermin masih
dibuat dengan cara ini (Fessenden, 1994).

Cara menamai
aldehid dan keton sama dengan menamai alcohol. Dalam system IUPAC, sekali lagi
nama diturunkan dari hidrokarbon dalam rantai karbon terpanjang yang mengandung
gugus aldehid. Akhiran nama hidrokarbon itu diubah dari –a menjadi –al
(aldehid). Untuk keton nama hidrokarbon , induknya diubah menjadi –on (keton).
Rantai karbon dinomori sedmikian rupa sehingga gugus karbonil terdapat nomor
terendah. Gugus karbonil bersifat polar, karena atom oksigen lebih
elektronigatif ketimbang atom karbon (Suminar, 1992).
Aldehid dan keton yang dilarutkan dalam air dapat membentuk hidrat (yang disebut
gem-diol) dan mengadakan keseimbangan. Meskipun tetapan keseimbangan hidarsi
untuk sebagian senyawa karbnil sangat kecil, namun kesetimbangan di antara
aldehid dan keton dengan hidratnya berlangsung sangat cepat. Hidrasi aldehid
atau keton dikataliskan oleh asam atau basa. Katalis basa dalam hal ini
berfungsi untuk melakukan deprotonasi dari air dan menghasilkan ion hidroksida
yang sifatnya lebih nukleofilik. Katalis asam melibatkan ikatan hidrogen atau
protonasi pada oksigen-karbonil sehingga mengakibatkan gugus karbonil itu
menjadi elektrofil yang lebih reaktif (Tobing, 1989).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri
antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada
sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus
karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida
mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih
reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik (Raymond, 2009).
Sifat fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom
karbon Sp2 yang dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah
ikatan sigma dan sebuah ikatan pi.Ikatan pi yang menghubungkan C dan O terletak
di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan sigma tersebut. Gugus karbonil
bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama
elektron-elektron dalam ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih
elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron
menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ini kedataran, ikatan pi, polaritas
dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan gugus karbonil (Fessenden dan Fessenden, 1990).
C. TATA NAMA:
a .Aldehida
Rumus Umum: CnH2n0
Gugus Fungsi : - C =
0 ATAU COH
H
Tata Nama Aldehida :
Cara 1 : Nama lazim (trivial) :
menggunakan akhiran aldehid Contoh:
a. H – C = 0 : Formaldehid
H
b. CH3 – C = 0 : Asetaldehid
H
c. C2H5 – C = 0 : Propionaldehid
H
d. C3H7 – C = 0 : butiraldehid
H
Cara 2 : Nama IUPAC yaitu
diakhiri kata alkanal.
Cara memberi nama:
1. Cari rantai terpanjang dimulai dari gugus fungsional alkanal
2.
Beri nomor 1,2 dst. dimulai no.1 dari gugus fungsinya.
3. Sebutkan nama-nama cabang sesuai dengan urutan abjad.
4. Akhiri dengan menyebutkan rantai karbon terpanjang diakhiri kata
alkanal.
Contoh :
1. CH3
– CH2 – CH – CH2 – C = 0 =
3-metil pentanal
CH3
H
2. CH3
– CH – CH2 – CH – C = 0 =
2,4 – dimetil heksanal
C2H5
CH3 H
3. CH3 CH3
CH – CH2 – CH
– C – C = 0
= 3-etil-2,2,5- trimetil heksanal
CH3
C2H5 CH3 H
b. Keton ( alkanon )
Rumus umum dari keton= CnH2n0
Gugus fungsion
= - C -
0
( gugus karbonil )
Tata Nama Keton :
cara 1 : menyebutkan nama –
nama alkil yang mengapit gugus fungsi diakhiri kata keton
contoh :
1. CH3 – C – CH3 : dimetil keton
0
2.
CH3 – C - C2H5 : etil metil
keton
3.
CH3 – C – CH – CH3 : metil isopropyl keton
0 CH3
Cara 2: IUPAC
caranya:
1. Cari rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi – C –
0
2. Beri nomor pada rantai terpanjang, dimulai dari C yang terdekat
dengan gugus fungsi.
3. Sebutkan
no, dan nama cabang pada rantai utama, akhiri dengan nama alkanonnya.
Contoh:
CH3 – C – CH2 – CH – CH3
: 4-metil –2-pentanon
0
CH3
CH3 – CH2 – C – C – CH3
: 2-metil-3-pentanon
0 CH3
CH3 – CH – CH – C – CH2 – CH3
: 4,5-dimetil-3-heksanon
CH3 CH3 0
CH3 –C – CH – CH- CH – CH3
: 3-etil-4,5-dimetil-2-heptanon
C2H5
CH3 C2H5
D.Perbedaan
aldehid dan keton
·
Aldehid berbeda
dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada gugus
karbonilnya. Ini menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi.
·
Sebagai contoh,
etanal, CH3CHO, sangat mudah dioksiasi baik menjadi asam etanoat, CH3COOH, atau
ion etanoat, CH3COO-.
·
Keton tidak
memiliki atom hidrogen tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi. Keton hanya
bisa dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memiliki
kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
·
Oksidasi
aldehid dan keton juga dibahas dalam modul belajar online ini pada sebuah
halaman khusus di topik aldehid dan keton.
BAB
II
PENUTUP
A.Kesimpulan
Gugus karbonil adalah gugus yang
paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika sifat kimia keduaya hampir sama
Aldehid merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan
dengan atom hydrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen.
Keton atau bisa disebut dengan alkanon memiliki dua gugus
alkil yang terikat pada gugus karbonil, dan pada aldehid memiliki sekurang
kurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada atom karbonilnya. Aldehid dan
keton mempunyai rumus molekul yang sama, yaitu CnH2n.
Gugus
aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi fehling yang terbukti dengan
terbentuknya endapan warna merah bata. Pengujian aldehid dan keton dengan
reaksi adisi nukleofilik memperlihatkan hasil berupa perubahan fisik, dimulai
dari pembentukan kristal saat Natrium bisulfit di dinginkan, di tambah aseton
dan di tambah etanol. Kemudian kristal kembali melarut setelah di tetesi HCl
pekat dan menimbulkan asap.
B.Saran
Gugus aldehid dan keton memiliki
berbagai macam kegunaan baik kegunaan positif maupun negatif bagi manusia.
Seperti formalin yang dipergunakan dalam pengawetan mayat. Penggunaan senyawa
ini mestinya lebih diawasi dalam kehidupan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmadi, Suminar, 1993, Kimia Dasar, terjemahan dari General
Chemistry, oleh Ralph H.
Petrucci, Erlangga, Jakarta.
Anthony,
Wilbraham, C., dan Michael, B, Matta. (1992). Pengantar Kimia Organik dan
Hayati. Bandung; penerbit ITB...
Cahyono, Ari Dwi dan Tuhu Agung R. 2012.
Journal Of Chemical Education.
Eugenia.Vol. 10 (3).Unsrat:
Manado.
Fessenden. 1994. Kimia organik jilid i.
Jakarta: Erlangga
Fessenden. 1994. Kimia organik jilid ii.
Jakarta: erlangga
Fessenden, R. J. Dan Joan, S. Fassenden,
1990, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, Ralph.j. and Joan S.
Fessenden. (1990). Dasar- dasar Kimia Organik . Jakarta: Binarupa aksara.
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Respah. Ir, 1986. Pengantar
Kimia Organik. Aksara Baru ; Jakarta
Siswoyo, riswiyanto. 2009. Kimia
Organik. Erlangga. Jakarta.
Tobing, Ringke.L, 1989, Kimia Organik Fisik, LPTK, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar