PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
Pengenceran dan Penanaman Mikroba
Nama : Bella Shania
Nim :J1A116030
Kelompok :2(dua)
Shift :1(satu)
Asisten :Ika Gusriani, STP., MP
Hirayati, S.Si
|
Nilai Laporan
|
Tanggal terima
laporan dan Paraf asisten
|
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
I.PENDAHULUAN
1.2 Latar
Belakang
Menurut Schelgel (1994), sejumlah besar
mikroorganisme yang tidak banyak tuntutan, tumbuh subur dalam larutan biak.
Sebanyak-banyaknya mikroorganisme, masih memerlukan unsur-unsur lain, yakni
lengkap, vitamin-vitamin dan senyawa tumbuhan lain. Suatu larutan yang dapat
dibuat dari senyawa-senyawa kimia tertentu disebut media sintetik.
Menurut Pelczar (1986), media kimia
tertentu yang dapat diperlukan untuk budidaya autotrof dan berguna untuk
mendefinisikan persyaratan gizi autotrof, untuk budidaya heterotrof, digunakan
media tertentu. Sebaliknya, beberapa bahan baku kompleks, seperti pepton,
ekstrak daging dan ragi, mendukung pertumbuhan bakteri heterotrof. Agar
dimasukan sebagai agen untuk memperkuat gizi.
Pembiakan mikroorganisme dalam
laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan
yang sesuai bagi mikroorganisme. Zat hara digunakan untuk pertumbuhan,
sterilisasi, keperluan energy dalam metabolism dan pergerakan. Pembuatan media
adalah bagaimana media dibuat untuk pertumbuhan mikroba. Pengenceran adalah
proses dimana hasil kedua volumenya lebih besar. Sedangkan penanaman sendiri
adalah pembiakan (Munir, 2004).
1.2
Maksud dan Tujuan
1. Memahami
persiapan dan pelaksanaan pengenceran bertingkat suspense bertingkat
2. Mengenal
dan memahami teknik-teknik dan isolasi bakteri
II.TINJAUAN PUSTAKA
Kata “media”
berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara
harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau penghantar. Media adalah
bermacam-macam bahan yang diperlukan untuk menumbuhkan mikroba. Secara garis
besar, kita dapat mengenal dua macam media, yaitu media umum dan khusus(Amelia,
2005).
Ada perbedaan sifat-sifat mikroba
terhadap induk semangnya akan berpengaruh terhadap medium apa yang akan
digunakan. Berdasarkan pada hal tersebut, media terbagi menjadi 2 golongan
besar :
- Media hidup, umumnya dipakai dalam laboratorium virology. Contoh : hewan percobaan.
- Media mati, terbagi menjadi media padat, media setengah padat dan media cair.
Macam-macam medium ada 2 yaitu
medium padat meliputi agar-agar lempengan, agar-agar miring dan tusukan
gelatin. Sedangkan medium cair pada dasarnya dapat diperoleh dengan tidak
mencampurkan agar-agar atau gelatin(Cahaya, 2011).
Pembuatan
media NA menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 gram, pepton 3 gram dan
aquadest. Aquadest sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua satu bagian untuk
melarutkan beef ekstrak dan pepton dan sebagian lagi untuk melarutkan agar.
Larutkan agar pada air tersebut dengan mengaduk secara konstan dan diberi
panas. Dapat menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer. Sebagian airnya
lagi digunakan untuk melarutkan pepton dan beef ekstrak. Setelah keduanya
larut, tuangkan ke larutan agar dan diaduk sampai homogeny. Setelah itu media
dituang ke labu Erlenmeyer dan disterilisasi dengan autoklaf (Dart 1996).
Pengenceran adalah suatu kegiatan
untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah
mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml. Pengenceran
merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentran
larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan, sehingga volume berubah (Freewebs
2011).
Macam Metode Penanaman beserta
Kelebihan dan Kekurangan.Menurut Ada beberapa teknik penanaman, yaitu :
- Teknik penanaman dari suspensi yang merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat.
- Teknik penanaman dengan goresan (streak) bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke medium baru.
terpisah dengan adanya pengembangan
koloni dipermukaan nutrisi plate agar, dimana koloni dipermukaan dapat diambil dengan
jarum steril dan dipindahkan untuk memisahkan agar pada nutrient miring (Hadioetomo
1990).
Penanaman
bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan
agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal
ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Hastowo 1992).
Teknik
penanaman (inokulasi) merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium lama kemedium yang baru dengan ingkat ketelitian yang sangat
tinggi, dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat
digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Identifikasi biakan mikroorganisme
sering kali memerlukan penanam biakan segar tanpa
terjadi pencemaran.pemindahan mikroorganisme ini ilakukan dengan teknik
aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama peminahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat,( Sumarsih
2003).
Sebelum
benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kita harus
mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme ada
dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara
dan permukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur
secepatnya setelah preparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap
dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh. Bagaimanapun, itu sama pentingnya
untuk tindakan pencegahan sampai penanganan berikutnya mediun kultur harus
tetap steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak juga harus
tetap terjaga kesterilannya (Sutedjo 1991).
Teknik yang
digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan media kultur
steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilan dalam
laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendamping
mikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara
selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas
mikroorganisme didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak
terkontaminasi dengan udara sekitar. Transfer aseptik pada kultur dari salah
satu medium ke medium yang lain harus lihai dengan loop inokulasi atau jarum
harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur
dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana
pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal (Dwijosaputro
1998)
III.METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun
praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu 12 April 2017
Waktu : 08.00 sampai selesai
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jambi
3.2 Bahan dan Alat
1. Alat
·
Erlenmeyer
250 ml
·
Batang
Pengaduk
·
Tabung
Reaksi
·
Rak
Tabung Reaksi
·
Cawan
Petri
·
Autoklaf
·
Oven
·
Pemanas
Listrik/Hot plate stirrer
·
Pipet
Polumetric
·
Bunsen
·
Botol
Semprot Alkohol
·
Mortar
·
Inkubator
·
Vortekx
Sedangkan
bahan yang diperlukan antara lain : akuades, kapas, aluminium foil,plastic
wrap, kertas pembungkus, tissue, kertas label, alcohol 70%, spritus.
3.3
3.4 Skema Kerja
1. Siapkan 5 gr bahan sampel, tumbuk
engan menggunakan mortar sampai halus, masukkan kedalam larutan pengenceran
aquades 45 mlyang sebelumnya telah disiapkan, godok/kocok sampai merata
selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10-1
2. Pipet 1 ml dari 10-1 kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan pengenceran,
selanjutnya disebut pengenceran kedua 10-2 lakukan sampai
pengenceran terakhir yaitu 10-5
3. Ambil 1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 tuang
kedalam cawan petri kemudian ditambahkan media NA yang masih cair (±450C)
lakukan secara duplo, kocok homogeny dan tunggu sampai memadat, setelah memadat
balikkan cawan petri,inkubasi selama 2
4.
5. hari(metode tuang).
6. Ambil 0,1 ml pada pengenceran 10-5,
10-4 dan 10-3 teteskan kedalam cawan petri yang telah
berisi media padat, sebarkan dengan menggunakan batang L yang telah di
sterilkan atau dengan cara mengguyangkan keseluruhan permukaan media, lakukan
secara duplo dan diinkubasi selama 2 hari (Metode Tabur).
7. Lakukan pengamatan dan perhitungan
jumlah koloni.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Data Pengamatan
|
Jumlah
Koloni
|
Pengenceran
|
||
|
10-3
|
10-4
|
10-5
|
|
|
Cawan
petri pertama
|
|
|
|
|
Cawan
petri kedua
|
|
|
|
4.2
Analisa Hasil
Cawan
petri pertama Mikroba yang ada pada 10-3 berjumlah 12, 10-4berjumlah
5,dan 10-5tidak ada mikroba sama sekali.
Cawan
petri kedua 10-3 terdapat 9 mikroba, 10-4 terdapat 2
jumlah mikroba, 10-5 tidak ada mikroba.
4.3
Pembahasan
Dalam proses pengenceran dan
penanaman mikroba dengan metode tuang bakteri yang digunakan dapat diperoleh
dari medium cair maupun medium padat .Pengenceran dan penanaman mikroba kali
ini menggunakan teknik dublo.Apabila digunakan bakteri dari suatu koloni pada
medium padat maka sampel, Nasi gemuk perlu diencerkan terlebih dahulu.Apabila
digunakan bakteri dari suatu koloni pada medium cair, pertama-tama menyediakan
4 tabung reaksi, 2 tabung reaksi bersih dan 2 tabung reaksi kotor tetapi disini
cairannya berasal dari tabung reaksi pertama dan ukurannya diambil sama yaitu 1
ml.Kemudian masukkan kedalam yang sudah disterilkan selanjutnya masukkan juga
Na agar yang ada di dalam labu erlenmeyer.
Cawan
petri yang berisi campura tadi disterilkan juga denga spritus agar steril dan
terhindar dari kontaminasi, aduk silang angka delapan supaya suspense bercampur
dengan medium lalu tutup dengan kertas wrap beri kertas label 105,10-4,10—3
(Cawan petri pertama/cawan petri kedua) lakukan secara
dublo.Masukkan dalam open dan di inkubasi selama 1-3hari.setelah itu amati
hasil dari cawan petri pertama 10-3
terdapat 12 mikroba, 10-4 terdapat 5 jumlah mikroba, 10-5
tidak ada mikroba.Kemudian cawan petri kedua 10-3 terdapat 9
mikroba, 10-4 terdapat 2 mikroba dan 10-5 tidak ada
mikroba.
V.PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Media
adalah bermacam-macam bahan yang diperlukan untuk menumbuhkan mikroba.
2. Dalam
proses penanaman mikroba dengan metode tuang bakteri yang digunakan dapat
diperoleh dari medium cair maupun padat.
3. Pengenceran
dan penanaman mikroba menggunakan teknik Dublo
5.2
Saran
Saran
kepada praktikan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat yang ada
di lab.Dan disarankan kepada para praktikan di haruskan menggunakan masker dan
sarung tangan supaya lebih aseptis.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia,
2005. Isolasi dan Pengujian Aktifitas Enzim Amilase dan Protease Mikroba dari
Terasi Asal Kalimantan Timur. Program Studi Biokima, FMIPA. IPB : Bogor
Cahaya, 2011.
Mikroba dan Peranannya dalam Kehidupan. http://cahaya_timur.wordpress.com.
Diakses pada 22-10-2011, 13:30 WIB.
Dart,
1996.Microbiology for the analytical cleanest. The royal society at the
chemistry. Mc Graw hill Book : USA.
Dwijosaputro,1998.
Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan : Malang.
Freewebs, 2011.
Berbagai Tekhnik dalam Mikrobiologi. http://freewebs.blogspot.com.
Diakses 22-10-2010, 17:45 WIB.
Hadioetomo,1990.
Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT Gramedia : Jakarta.
Hastowo,1992.
Mikrobiologi. Rajawali Press : Jakarta
Sumarsih, 2003.
Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Universitas Jenderal Sudirman
Sutedjo,1991.
Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta.
LAMPIRAN
5
gram sampel nasi uduk yang sudah ditumbuk. Timbangan
Tabung
reaksi Medium
Na
Tidak ada komentar:
Posting Komentar